JIKA TIDAK MAMPU MENJADI PEMIMPIN, JANGAN MENGHINA PEMIMPIN !

Sampai dengan pukul 01:42 30 September 2015, mata masih belum mau dipejamkan. Masih memikirkan percakapan teman di kantor. Salah seorang teman saya mengeluh karena semua harga naik. Segala cibiran kepada pemimpin dikeluarkan. Tanpa sadar, terjadi percakapan diantara teman-teman saya di Kantor. Kurang lebih seperti ini:

A: "Dasar Jokowi ngga bisa mimpin, gitu aja dipilih"
B: "Bukannya kamu milih Jokowi juga?"
A: "Aku sih ngga milih dua-duanya"


Nah, kurang lebih seperti itulah percakapan mereka. Sedikit kita analisa perkataan si "A". Seolah tanpa dosa, dia menyalahkan Jokowi dan bahkan menyalahkan orang-orang yang memilih Jokowi sebagai Presiden. Tanpa menyadari bahwa keputusan dia tidak memilih keduanya adalah salah. Sekarang seandainya kita anggap perkataan dia benar, Jokowi bukan pemimpin yang baik. Kenapa dia tidak memilih pemimpin selain Jokowi? 

Padahal jika dia tidak golput, dalam artian memilih pemimpin selain Jokowi, kesempatan Jokowi untuk tidak menjadi pemimpin menjadi berkurang. Bahkan orang pilihannya itu yang bisa menjadi pemimpin. 

Nah lo.. Jadi salah siapa? salah Pak Jokowi, atau salah orang yang golput? Memang benar sih UUD 1945 yang diamandemen pada 1999-2002, tercantum dalam Pasal 28 E:"Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali". Hak memilih di sini termaktub dalam kata "bebas". Artinya bebas digunakan atau tidak. Tapi ingat, satu suara kita sangat berarti demi nasib rakyat dan masa depan Indonesia 5 th yang akan datang.

Satu pelajaran penting adalah ketika pemilu, kenali dulu dengan benar karakter pemimpin yang akan kita pilih. Jangan golput, apatis. Demi Indonesia yang lebih baik, Rakyat RI harus lebih peka sebelum memilih pemimpin. Golput bukan pilihan bro! Bahkan untuk orang islam, MUI memfatwakan bahwa mencoblos saat pemilu itu hukumnya wajib. Kenapa? Jika umat islam tidak ikut pemilu, maka parpol sekuler dst akan meraih suara terbanyak. Mereka menguasai Indonesia. Umat islam akan terpinggirkan karena tidak memiliki perwakilan di pemerintahan.

Untuk sekarang, tidak ada gunanya kita menghujat, menyalahkan atau bahkan menghina pemimpin. Bagaimanapun bentuknya, seperti apapun jadinya, siapapun pemimpinnya, ketika niatnya ingin memajukan Indonesia, mari kita dukung. 

Untuk seluruh Rakyat  RI, mari kita terus perbaiki diri kita. Jika tidak mau dipimpin, jadilah pemimpin. Jika tidak mampu menjadi pemimpin, jangan menghina pemimpin! 


Dedi Purnomo | dedipurnomo.com

Popular posts from this blog

SURAT IZIN MENGEMUDI TIDAK PERLU DIPERPANJANG?

Program Billing Warnet Manual

Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Golongan