Cerita Belum Berakhir Part II


Harapan
Suatu sore saat Pak Handoko datang ke steam untuk mencuci motor, Yusuf menanyakan  tentang lowongan kerja di CV. Surya Citra Komptuter. Yusuf berharap dapat bergabung di CV yang bergerak dibidang penjualan, perawatan, pendidikan dan pengadaan komputer itu. Singkat cerita akhirnya Yusuf mengirimkan lamaran ke CV. Surya Citra Komptuter dan dengan rokomendasi Pak Handoko yang tidak lain adalah guru pembimbing dia kursus itulah dia diterima. Dia ditempatkan di divisi penjualan Alat Tulis Kantor dan Operator mesin photocopy. Setelah beberapa bulan berjalan, dia dipindah ke divisi pengetikan serta mendampingi teman-temannya di divisi penjualan.

Pada suatu kesempatan, Pak Handoko yang seharusnya membimbing anak-anak kursus ternyata tidak hadir karena harus bertugas di luar kota. Untuk itu Yusuf diminta menjadi pengganti sementara sekedar mengisi kekosongan kelas yang ditinggalkan Pak Handoko. Karena mungkin Yusuf dipandang juga memiliki kemampuan untuk membimbing peserta kursus, akhirnya Yusuf juga dipercaya untuk menjadi tutor di divisi pendidikan. Secara otomatis kesibukan Yusuf pun bertambah. Yusuf semakin sibuk. Bahkan tak jarang Yusuf menyelesaikan dokumen-dokumen yang harus ia ketik hingga larut malam karena sebagian waktunya telah tersita untuk mendampingi peserta kursus. Pengejian remaja masjid yang dia pimpin pun tak pernah ia ikuti. Yusuf terlalu berambisi untuk mengejar kata sukses yang sebenarnya ia tak mengerti arti kesuksesan itu.
Waktu terus berlalu dan karir Yusuf memang benar menanjak drastis. Dia dipercaya untuk mempelajari unit usaha baru yang didirikan oleh CV. Surya Citra Komputer tempat ia bekerja. Unit usaha baru yang didirikan itu adalah pengadaan internet. Semakin banyak divisi yang Yusuf geluti. Mulai dari pengetikan, pendidikan bahkan tak jarang dia membantu divisi penjualan atau servis untuk melayani konsumen. Yusuf menikmati semua pekerjaan dan ilmu baru yang ia dapat. Ia tak mampu mengontrol atau membagi waktu yang ia punya. Perkumpulan remaja masjid yang ia pimpin itupun semakin redup bahkan tak terdengar lagi tawa riang teman-teman remajanya di masjid atau rumah untuk mengkaji agama. Yusuf larut dengan jalan yang dia anggap akan membawanya kepada kesuksesan.

Lanjut Membaca? Klik di sini.!
Untuk kembali ke cerita sebelumnya, Klik di sini !

Popular posts from this blog

SURAT IZIN MENGEMUDI TIDAK PERLU DIPERPANJANG?

Program Billing Warnet Manual

Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Golongan